Luas total wilayah Indonesia adalah 7,81 juta km2 yang terdiri dari 2,01 juta km2 daratan, 3,25 juta km2 lautan, dan 2,55 juta km2 Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Merupakan suatu Negara dengan luas perairan lebih besar dari pada luas daratan, maka dari ituI ndonesia disebut sebagai Negara Maritim.
Luas wilayah kelautan di Negara Indonesia melebihi dari daratan, itu yang membuktikan bahwa Indonesia memiliki kemewahan yang luar biasa dalam sektor kelautan. Meski begitu, mungkin banyak di antara kita yang belum menyadari akan kedahsyatan lautan kita.
Ada baiknya, kita mulai mengenali hal ini, karena bagaimanapun, lautan kita akan menjadi bagian integral dari negeri ini.
Dilansir dari Mongabay.co.id, inilah 10 fakta menarik dari lautan kita.
- Kedalaman laut
Rata-rata kedalaman laut di Indonesia mencapai 200 meter. Namun, terdapat pula beberapa cekungan (lubuk) dan palung laut yang dalam. Laut Indonesia juga memiliki beberapa gunung berapi yang masih aktif di dalamnya.
Salah satu penjelajahan terhadap sistem cekungan yang kompleks ini adalah Ekspedisi Snellius oleh pemerintah kolonial Belanda pada 1929-1930. penjelajahan ini menemukan adanya 27 lubuk dan palung dalam. Palung paling dalam ditemukan di wilayah Banda mencapai 7,4 km.
2. Arus besar
Laut Indonesia merupakan jalur perlintasan Arus Lintas Indonesia Indonesia (Arlindo) yang menyambungkan Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Arus ini sangat besar sehingga mencapai sekitar 15 Sverdup. Sebagai gambaran, satu Svedrup setara dengan 1 juta kubik air per detik. Artinya, besarnya arus di laut Indonesia mencapai 15 juta meter kubik per detik!
Arlindo juga menjadi satu-satunya tempat di dunia di mana air permukaan ekuator yang hangat mengalir dari satu samudra ke samudra lain. Ini menjadikannya pendorong utama dalam sabuk sirkulasi laut global atauGreat Ocean Conveyor Belt(GOCB). Arlindo lalu membawa dan mendistribusikan kembali perairan permukaan hangat dan perairan lebih dingin ke seluruh dunia. Perputaran inilah yang mengatur iklim secara global.
3. Terumbu karang terluas
Indonesia memiliki wilayah terumbu karang terbesar di Asia Tenggara. Luasnya mencapai 39.500 km persegi mencakup 16 persen habitat karang dunia.
Dengan demikian, Indonesia adalah produsen utama larva karang, yang menyebar untuk mengisi wilayah-wilayah lain di seluruh dunia.
4. Mangrove paling kaya karbon
Beberapa riset menunjukkan mangrove di Indonesia juga termasuk di antara hutan paling kaya karbon di dunia, yaitu mengandung karbon lebih dari tiga kali lebih banyak per hektare dibandingkan hutan tropis. di dataran rendah. Jika dibandingkan dengan hutan-hutan tropis di dataran tinggi, jumlahnya lima kali lebih banyak.
Luas hutan mangrove di Indonesia diperkirakan mencapai 3,25 juta ha. Lebih dari 50 persen hutan mangrove Indonesia berada di Papua Barat, dan selebihnya banyak dijumpai di sepanjang garis pantai Sumatra dan Kalimantan.
5. Spesies penyu terbanyak
Indonesia mempunyai enam dari tujuh spesies penyu laut yang ada di dunia. Laut Indonesia menyediakan tempat bersarang dan mencari makan penting serta jalur migrasi penting di persimpangan Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.
Di antara enam spesies penyu di Indonesia tersebut, tiga di antaranya adalah Penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), dan penyu tempayan (Caretta caretta).
6.Satwa menari.
Beberapa satwa laut Indonesia ternyata lebih senang berdansa-dansi pada malam hari. Saat hari sudah gelap, beberapa jenis hewan mikrofauna sering menari di terumbu karang, termasuk udang seperti udang harlequin (Hymenocera picta) dan udang bumblebee bergaris (Gnathophyllum americanum).
Satwa lain juga senang berjoget di malam hari layaknya kawanan udang, yaitu gurita cincin-biru kecil dan mematikan (genus Hapalochlaena) serta spesies lobster berduri yang lebih besar (Panulirus homarus, Panulirus ornatus).
7.Penghasil ikan terbesar di dunia
Indonesia merupakan penghasil komoditas perikanan laut terbesar kedua di dunia, setelah China. Menurut laporan FAO, sekitar 5,4 juta ton ikan diproduksi pada 2012 dengan potensi total produksi mencapai sekitar 9,93 juta ton. Namun, berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No.47/2016, jumlah tangkapan yang diizinkan “hanya” mencapai 7,95 juta ton.
8. Nelayan kecil
Sekitar 97 persen armada penangkapan ikan di Indonesia merupakan nelayan skala kecil. Nelayan kategori ini menggunakan perahu bermotor kecil, baik tanpa mesin maupun dengan mesin hingga 10 gross ton (GT). Menurut Ditjen
Perikanan Tangkap KKP sampai tiga tahun lalu terdapat lebih dari 540.000 kapal skala kecil ini beroperasi di seluruh perairan Indonesia. Riset lain mengatakan jumlah pastinya tidak bisa diketahui karena kapal-kapal skala kecil ini tidak memerlukan izin layaknya kapal besar.
Umumnya nelayan kecil ini menangkap ikan jenis demersal, seperti kerapu, kakap, ataupun ikan pelagis kecil, termasuk kembung dan banyar. Sebagian di antaranya menangkap ikan pelagis besar seperti tuna ataupu non-ikan, seperti kepiting dan lobster.
9.Tujuan utama menyelam
Sebagai salah satu tempat kekayaan biodiversitas terkaya di dunia, laut Indonesia menjadi tempat wisata bawah laut, termasuk menyelam. PADI, oganisasi pelatihan dan sertifikasi selam scuba, menempatkan Indonesia di peringkat kelima dalam tujuan menyelam teratas dunia. Sementara itu menurut CNN, laut Indonesia menempati setengah dari sepuluh tempat menyelam teratas di dunia.
Ada sekitar 710 lokasi penyelaman teridentifikasi di Indonesia dan lebih dari 400 bisnis menyelam beroperasi di seluruh Indonesia.
10. Peran tak tergantikan
Mungkin banyak yang belum tahu, laut berperan penting dalam produksi primer elemen rantai makanan dasar yaitu plankton dan organisme terkait. Spesies-spesies ini menyediakan udara yang dihirup untuk spesies yang hidup di darat, termasuk manusia. Oksigen ini menjadi sumber kehidupan paling penting manusia, tetapi justru jarang disadari fungsi dan keberadaannya.
Nyatanya, meskipun berperan penting, laut menghadapi tekanan kian besar. Menurut bukuThe States of the Seaancaman-ancaman itu antara lain penangkapan ikan yang merusak, penangkapan ikan berlebihan, polusi laut, pembangunan pesisir, dan perubahan iklim. Padahal, tanpa lautan yang sehat termasuk di Indonesia, manusia tidak akan bisa hidup.