“Nenek moyangku seorang pelaut”. Pernahkah kamu mendengar lagu tersebut? Lagu ciptaan Ibu Sud itu rupanya bukan hanya isapan jempol biasa.

Sejak dahulu kala, Indonesia memiliki banyak suku kondang yang dikenal sebagai penjelajah samudera yang perkasa.

Mereka suka sekali melakukan penjelajahan laut dari pulau satu ke pulau lainnya.

Bahkan, ada yang menyebutnya jika suku-suku yang ada di Indonesia sudah sampai ke negara lain sebelum bangsa Eropa datang dan akhirnya menguasai Nusantara.

Dari ribuan suku bangsa yang ada di Indonesia, ada lima suku yang sejak dahulu dikenal sebagai raja lautan. Mereka adalah simbol kemaritiman Indonesia.

Berikut adalah 5 suku yang dijuluki sebagai pelaut ulung asal Indonesia :

1. Suku Bugis

Kapal Pinisi Suku Bugis/ist

Suku Bugis yang mendiami provinsi Jambi merupakan salah satu suku perantau berasal dari Sulawesi Selatan Indonesia.

Suku bugis mempunyai wilayah di pesisir yang di anugerahi banyak sumber daya yang melimpah dilautan. Hal ini dimanfaatkan masyarakat untuk mencari penghasilan di lautan. 

Pernah mendengar Kapal Pinisi yang dikenal hebat di lautan? Ya, benar! Kapal itu adalah kapal andalan dari Suku Bugis yang telah ada sejak dahulu kala. Melalui kapal itu, orang Bugis banyak sekali melakukan hubungan dagang dengan banyak bangsa di seluruh dunia.

Kehebatan Suku Bugis dalam hal kemaritiman bisa terlihat dari beberapa bukti sejarah seperti La Galigo, yaitu karya sastra klasik yang paling tebal di dunia. Buku ini berisi kisah orang Bugis di masa lalu lengkap dengan sejarah, kebudayaan, hingga dongeng-dongeng.

2. Suku Biak

Kapal Suku Biak/ist

Suku ini berasal dari Pulau Biak, Papua. Suku Biak kerap mendapatkan julukan sebagai “Viking Rasa Indonesia”

Suku Biak melakukan perdagangan dengan pedagang di kawasan Sulawesi dan Maluku. Di saat tertentu mereka juga menjadi bajak laut hingga julukan Viking disandangkan kepada mereka.

Meski dikenal sangat kuat dan mungkin kejam, Suku Biak melakukan banyak persahabatan dengan kapal-kapal dari negeri Asing untuk perdagangan dan barter.

Di masa lalu, saat bangsa Eropa belum masuk ke Indonesia, orang di Pulau Biak banyak melakukan pelayaran di berbagai daerah di Nusantara. Bahkan mereka sempat mampir ke Pulau Jawa yang saat itu masih dikuasai banyak kerajaan besar.

3. Suku Bawean

Suku Bawean/ist

Suku Bawean dari Jawa Timur juga menjadi salah satu suku yang suka melancong ke berbagai negara di dunia menggunakan kapal tradisional.

Di masa lalu, mereka sering melakukan perantauan ke negeri orang, seperti Singapura, Malaysia, Vietnam, hingga Australia.

Hobi melancong dari Suku Bawean ini membuat mereka bisa tinggal dan menetap di berbagai negara.

Hobi berlayar dan merantau ini menjadi tradisi mutlak bagi Suku Bawean terutama kaum prianya. Tak heran, pulau yang berada di utara Pulau Jawa ini jadi banyak dihuni oleh wanita. Para lelaki dan pemuda dari pulau ini pergi untuk berlayar dan mencari penghidupan di daerah yang baru.

4. Suku Bajo

Suku Bajo/ist

Suku Bajo awalnya berasal dari kawasan Filipina. Namun selama puluhan tahun mereka telah melakukan perjalanan jauh hingga akhirnya terjadi asimiliasi budaya dengan penduduk lokal di Indonesia.

Suku Bajo atau Bajau adalah suku bangsa yang unik karena selama hidupnya tinggal di atas perahu.

Mereka hanya berada di daratan untuk berdagang atau membeli barang kebutuhan rumah tangga.

Aktivitas seperti bekerja dan interaksi sosial dilakukan di atas perahu yang selalu berpindah dari satu wilayah ke wilayah yang lain. 

5. Suku-Suku di Kerajaan Sriwijaya

Kapal Kerajaan Sriwijaya di Borobudur/ist

Sriwijaya adalah kerajaan Nusantara yang dikenal sangat hebat dalam hal pelayaran ke wilayah Malaka.

Kerajaan ini bahkan membangun banyak pelabuhan yang bisa digunakan untuk jalur perdagangan dari dalam dan luar negeri.

Dengan membangun pelabuhan ini, mereka mendapatkan banyak pemasukan dari sektor cukai yang cukup menggiurkan.

Kerajaan Sriwijaya juga pernah berlayar dan melakukan perdagangan di wilayah Jawa. Salah satu bukti jika mereka pernah ke Jawa adalah adanya relief di Candi Borobudur yang mirip dengan kapal dari Kerajaan Sriwijaya yang dikenal sangat hebat di abad ke-7 hingga ke-12.