Suku pesisir Papua memang selalu menyuguhkan cerita menarik dan seru untuk disimak bersama. Suku Kamoro adalah suhu pesisir selatan Papua yang akan kita bahas kali ini. Pasalnya, suku asal Timika ini sudah memamerkan kebudayaannya hingga negeri kincir angin sehingga kamu harus lebih mengenal suku dari Papua ini.
Sekarang ini, suku Kamoro juga dikenal keunikannya, seperti suku Dani dan Asmat. Suku ini menyimpan banyak kebudayaan yang belum diketahui oleh banyak orang. Misalnya saja, anyaman yang terbuat dari kulit hingga menjadi sebuah kantong atau tas bernama Noken.
Hasil kreasi dari anyaman ini juga bisa membentuk jaring ikan, bahkan bisa dibuat menjadi kostum menyerupai burung kasuari yang sering digunakan dalam upacara adat. Kebudayaan lain yang tak kalah mengagumkan dari suku pesisir Papua ini adalah hasil ukiran dengan berbagai bentuk.
Ukiran dari kayu besi ini mampu bertahan hingga ratusan tahun sehingga bisa dibayangkan sendiri betapa kokohnya ukiran buatan Indonesia ini. Ukiran yang terinspirasi dari binatang, seperti ular, ikan, buaya, dan burung ini bisa dibentuk menjadi totem, alat-alat rumah tangga, patung hingga senjata.
Kehidupan yang Erat dengan 3S
Jika kamu mengenal suku Kamoro, pasti juga akan mengenal kehidupannya yang sangat erat dengan 3S (Sungai, Sampan, Sagu). Sebagai suku pesisir Papua selatan, tentu saja kehidupan suku Kamoro tidak bisa terlepaskan dari yang namanya sungai.
Mereka memenuhi kebutuhan hidup melalui sungai, seperti mencari ikan hingga memenuhi kebutuhan air. Untuk mencari ikan atau berlayar, mereka masih menggunakan sampan sebagai alat transportasi tradisional yang sederhana. Pantai Indonesia pun dijelajahi dengan sampan sederhana, tapi mereka bisa menjalankan kehidupan ini sampai sekarang.
Sampan ini dibuat sendiri oleh suku Kamoro dengan bahan dan peralatan seadanya, namun tetap menghasilkan sampan yang kuat dan nyaman untuk digunakan. Selain itu, suku Kamoro sebagai suku pesisir Papua ini juga tidak bisa terlepas dari yang namanya sagu sebagai makanan pokok mereka.
Pada dasarnya, sagu merupakan makanan pokok bagi masyarakat Papua hingga sekarang jadi tidak heran jika suku pesisir selatan Papua ini juga masih mengonsumsi sagu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Itulah mengapa suku Kamoro selalu identik dengan 3S.
Suku Pesisir yang Terancam Punah
Sama seperti suku-suku lain yang ada di tanah air di mana rentan terhadap kepunahan, apalagi dengan semakin banyaknya teknologi modern yang masuk. Hal inilah yang juga terjadi pada suku pesisir di selatan Papua, suku Kamoro.
Namun, kamu masih bisa menemukan suku ini ketika melakukan jelajah bahari di Timika atau bahkan berbincang langsung dengan orangnya. Apalagi sekarang ini suku Kamoro memiliki hak ulayat atas Timika sehingga lebih mudah bagi kamu untuk menemukan mereka.
Selain suku Kamoro sebagai suku pesisir Papua, kamu juga bisa bertemu dengan suku Amungme yang tinggal di pegunungan Timika karena mereka hidup berdampingan. Karena memiliki hak ulayat atas Timika, suku Kamoro maupun Amungme ini mendapatkan prioritas akses fasilitas oleh perusahaan.
Fasilitas yang umumnya diberikan adalah pendidikan atau pelatihan teknis di bidang pertambangan melalui Nawangkawe Mining Institute oleh PT Freeport. Dengan begitu, warga dari suku-suku tersebut masih bisa mendapatkan pendidikan dan keterampilan yang bermanfaat untuk kehidupan mereka.
Meskipun begitu, mereka harus tetap melestarikan kebudayaan yang menjadi ciri khas mereka di wilayah maritim dibanding suku-suku yang lainnya. Mengenal berbagai suku yang ada di tanah air ini memang sangat seru dan tidak ada habisnya.
Misalnya saja suku Kamoro ini karena banyak ciri khas dan keunikan yang dimilikinya. Liburan sambil mengenal suku khas Papua ini akan sangat menyenangkan. Anda bisa menggunakan aplikasi BoatRia dari Google Store dan Apple Store untuk membuat wisata dengan mengena suku pesisir Papua lebih seru dan praktis.