Indonesia mempunyai potensi perikanan tangkap yang sangat luar biasa. Tak hanya di laut lepas, di perairan umum dengan luas tak kurang dari 54 juta Ha yang meliputi danau, waduk, sungai, rawa, dan genangan air lainnya, diperkirakan dapat menghasilkan 0,9 juta ton ikan per tahun.

Teknologi budidaya ikan air tawar terus berkembang pesat, salah satunya adalah Keramba Jaring Apung (KJA) yang banyak dilakukan di perairan umum seperti laut atau pun media air tawar seperti danau atau waduk, yang memiliki kedalaman lebih dibandingkan sungai atau tambak.

Keramba jaring apung merupakan sarana pemeliharaan ikan yang menggunakan jaring sebagai bagian utamanya. Keberhasilan pengembangan teknologi Keramba Jaring Apung juga terbukti berperan dalam peningkatan produksi ikan secara nasional.

Pembudidaya memilih Keramba Jaring Apung (KJA) yaitu karena sirkulasi air yang tetap terjaga karena langsung dari air laut, danau, atau waduk sebagai media pemeliharaan. Dan kegiatan membersihkan jaring juga tidak terlalu sulit, sampai urusan memanen ikan yang praktis.

Berbeda dengan cara konvensional atau di kolam tanah liat, si pembudidaya tetap harus menjaga kandungan oksigen agar tetap tersedia pada air. Selain itu, kolam tanah liat cukup rentan dengan berbagai macam serangan penyakit.

Sistem KJA biasanya digunakan untuk budidaya ikan laut yang selama ini perlu lahan cukup besar atau belum dapat di kembang biakan. Komoditas tersebut seperti ikan kerapu, beronang, tuna, lobster pasir, kakap, kuwe bahkan bandeng sekalipun.

Komponen keramba jaring apung sendiri terdiri dari kerangka, kantong jaring, pelampung, pemberat jaring, jangkar, dan bangunan penukung. Kerangka merupakan pondasi atau tempat pemasangan kantong jaring dan sarana pendukung budidaya. Kerangka dapat dibuat dari bambu, balok kayu, besi (pipa atau siku)

Manfaat Keramba Jaring Apung (KJA) :

  1. Keberadaan ikan di dalamnya akan lebih aman
  2. Memudahkan pemeliharaan
  3. Mempermudah proses penyortiran
  4. Ikan dapat dipanen dengan mudah
  5. Mengurangi tingkat penyebaran penyakit

Ragam jenis Keramba Jaring Apung

Secara prinsip, semua bahan pembuatan KJA hampir sama. Namun, bentuk dan ukurannya saja yang berbeda karena disesuaikan dengan kebutuhan.

1. Keramba Jaring Apung Bulat

KJA bulat/ist

Seperti namanya, keramba ini berbentuk bulat dengan diameter 10 hingga 50 meter, tergantung kebutuhan. Keramba jenis ini biasa digunakan pembudidaya di laut. Namun, ada beberapa pembudidaya yang menggunakannya di waduk atau danau karena memiliki kedalaman yang cukup dan area yang luas.

Keramba berukuran 20 meter ke atas dirancang khusus untuk budidaya berskala besar. Jenis ikan yang biasa dipelihara pada keramba ukuran ini seperti ikan kakap putih atau barramundi, kerapu, dan berbagai jenis ikan tuna.

Adapula keramba jaring apung bulat dengan diameter berkisar 8—15 meter, yang dirancang untuk budidaya industri kecil dan menengah. Jenis keramba dengan ukuran ini juga bisa digunakan untuk budidaya ikan laut seperti ikan kakap putih dan ikan bawal bintang. Selain itu juga digunakan untuk budidaya ikan air tawar seperti ikan mas (carp) dan ikan nila (nile tilapia).

2. Keramba Jaring Apung Kotak

KJA kotak/ist

Keramba jenis ini banyak digunakan di media air tawar, misalnya danau atau waduk. Bentuknya yang berupa kotak berpetak-petak memungkinkan pembudidaya memelihara berbagai jenis ikan dalam satu blok keramba.

Jenis ikan yang dibudidaya dalam keramba ini seperti ikan nila, ikan mas, ikan lele, ikan bandeng, dan jenis lainnya. Tidak menutup kemungkinan penggunaan keramba jenis ini di laut.

3. Keramba Jaring Apung Oktagonal

KJA oktagonal/ist

Keramba jaring apung oktagonal merupakan jenis lain dari KJA. Keramba ini memberikan volume budidaya ikan yang jauh lebih besar dibanding keramba jaring apung bulat dan kotak sehingga cocok digunakan untuk memelihara ikan-ikan perenang cepat seperti ikan bandeng, ikan bawal bintang, dan kakap putih.