Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) padat karya terumbu karang (Indonesian Coral Reef Garden) merupakan salah satu upaya pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Program Pemulihan Ekonomi Nasional berbentuk restorasi terumbu karang tersebut dikatakan akan mengakomodir hingga 11.327 pekerja dengan potensi luas area yang direstorasi sebesar 1.606 Ha.
Program ICRG untuk restorasi terumbu karang terpusat di 5 lokasi perairan yaitu Nusa Dua, Serangan, Pandawa, Buleleng Tengah, dan Sanur, seluas 50 Ha. Kebun terumbu karang ini dibangun melalui anggaran KKP yang bersumber dari dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp111,2 miliar.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan ini merupakan kegiatan restorasi terumbu karang terluas dan terbesar yang pernah Indonesia lakukan.
“Saya sudah laporkan ke Presiden [Joko Widodo] bahwa tahun depan kalau bisa dilakukan program pada beberapa ratus hektar untuk replanting terumbu karang,” ujar Menko Luhut, dalam peluncuran program restorasi terumbu karang secara virtual.
Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Maritim dan Investasi Safri Burhanuddin mengatakan restorasi terumbu karang tersebut ditargetkan selesai pada Desember 2020.
“PEN-ICRG ini merupakan ikon restorasi terbesar yang ada di Indonesia. Program ini harus selesai bulan Desember. Untuk itu, pertama-tama harus dipastikan SOP yang jelas, mulai dari pembuatan hingga selesai harus dipastikan metodologinya,” ungkap Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Safri Burhanuddin.
Dalam siaran pers Kementerian Kelautan dan Perikanan menyebutkan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengikuti sosialisasi program padat karya ICRG di Pantai Pandawa, Badung, Bali, Jumat (30/10).
“Ini juga banggain kepada dunia bahwa dengan kita membangun koral, kita juga turut membangun iklim sejuk di Indonesia. Karena menanam satu koral sama dengan menanam 20 pohon,” imbuh Edhy.
Program pembangunan taman bawah laut ini juga diharapkan menjadi trigger pemanfaatan sektor kelautan dan perikanan di Bali, tidak hanya bertumpu pada sektor pariwisata. Sebab, Edhy melihat potensi Bali di sektor kelautan dan perikanan cukup tinggi.
Edhy pun mengajak masyarakat Bali untuk mulai menggarap serius sektor kelautan dan perikanan. Misalnya rumput laut, tambak udang, atau budidaya ikan.