Sumber daya perikanan adalah salah satu potensi sumber daya alam yang mendapatkan perhatian cukup besar dari pemerintah. Kita tahu bahwa dua pertiga wilayah NKRI terdiri dari laut. Sehingga fokus pengoptimalan sumber daya alam berkelanjutan terletak pada pemanfaatan zona laut sebagai penghasil ikan terbesar di dunia.
Sektor perikanan ini memang mempunyai andil cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi di beberapa negara maju seperti Amerika, Jepang, dan negara-negara Eropa. Hal ini juga terjadi di Indonesia, di mana sektor perikanan sudah terbukti mampu menjadi mesin penopang tumbuhnya ekonomi di Indonesia yang paling dirasakan pengaruhnya.
Sumber daya alam dari sektor kelautan ini merupakan aset terpenting negara yang harus selalu diperhatikan dengan serius. Jika kekayaan ini dikelola dengan baik maka akan memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat. Tidak hanya dalam bidang ekonomi saja tapi juga ketersediaan gizi dari sumber laut langsung.
Sentra Tuna yang ada di Indonesia
Salah satu jenis sumber daya ikan yang berpotensi besar di Indonesia adalah kelompok ikan pelagis besar antaranya yaitu tuna. Kita tahu bahwa Indonesia dengan hasil laut melimpah memberikan peranan penting terhadap ketersediaan pasokan ikan dunia. Hal ini dibuktikan dengan masuknya Indonesia pada Ocean Tuna Commision.
Ikan tuna mempunyai nilai ekonomi dan tersebar banyak hampir di semua wilayah perairan Indonesia. Wilayah penangkapan terbesar jenis ikan ini mulai dari kawasan barat sampai timur Indonesia. Di kawasan barat berada di pesisir samudera hindia dan kawasan barat berada di selat Makasar dan laut Flores.
Di Indonesia sendiri ada dua jenis pengolahan ikan tuna, yaitu tuna industri dan artisanal. Dari kedua jenis ini tuna industri menjadi fokus pengelolaannya. Karena penangkapan ikan menggunakan alat tangkap long line yang dapat menangkap tuna besar pada kedalaman 100 sampai 300 meter dibawah permukaan laut.
Sentra tuna itu sendiri terletak di beberapa daerah seperti Sulawesi utara, teluk tomini, selat makasar dan laut Maluku. Beberapa wilayah tersebut untuk kawasan timur Indonesia. Sedangkan untuk wilayah barat ada di sepanjang wilayah samudera hindia sampai pulau Sumatra. Hal ini membuktikan begitu kayanya laut Indonesia.
Perkembangan Produksi Ikan Tuna Indonesia
Perkembangan potensi perikanan yang ada di perairan Indonesia terutama samudera Hindia terdiri dari beberapa macam jenis tuna, di antaranya adalah tuna mata merah, madidihang dan albakor. Akan tetapi pemanfaatannya baru bisa mencapai sekitar 45000 ton per tahun atau 20 %. (nikijuluw, 2002). Hal ini perlu peningkatan lebih tinggi.
Sejak tahun 2000, produksi ikan tuna sudah menjadi semakin meningkat. Bahkan melebihi peningkatan produksi ikan lain seperti cakalang. Hal ini dibuktikan dengan bertambahnya permintaan pasar dari tahun ke tahun sehingga nilai produksi juga lebih tinggi. Peningkatan signifikan terkait produksi tuna terus merangkak seiring banyaknya permintaan pasar dunia.
Perkembangan produksi ini juga dipengaruhi oleh alat tangkap yang digunakan oleh nelayan Indonesia. Berdasarkan statistik perikanan Indonesia, ada 6 jenis alat tangkap yang digunakan antara lain adalah rawai tuna (long line), rawai hanyut, rawai tetap, huhate, pancing tonda dan pancing ulur seperti milik nelayan umum.
Beberapa alat tersebut terbukti mampu meningkatkan produksi secara signifikan. Di samping itu bagi perusahaan besar, mereka sering menggunakan pukat cincin. Besarnya permintaan pasar dunia terhadap ketersediaan tuna menjadi sebab mengapa produksi ikan tuna terus meningkat bahkan Indonesia merupakan salah satu raja tuna utama di dunia. (*)