Udang vaname telah menjadi budidaya di daerah lampung Timur, daerah dengan konsentrasi komoditas budidaya udang vaname salah satunya yaitu berada di kecamatan Labuhan timur, kabupaten Lampung Timur, provinsi Lampung.
Sebelumnya daerah Lampung Timur umumnya terdiri dari petani yang lebih cenderung membudidayakan udang windu, namun saat ini karena melihat potensi udang vaname sangat tinggi, akhirnya petani mulai melirik lalu beralih membudidayakan udang vaname.
Udang ini sebenarnya adalah salah satu jenis yang berasal dari laut tropis dengan ukuran suhu sekitar 20 derajat celcius, di Indonesia sendiri merupakan tempat yang cocok untuk membudidayakannya , karena iklim cuaca di Indonesia cenderung tropis begitupun di daerah Lampung Timur.
Udang vaname memiliki karakter yang lebih berbeda dengan jenis udang yang lainnya. Apabila dibandingkan dengan jenis udang lainnya, udang vaname cenderung lebih mudah cara perawatannya dimulai sejak pembibitan sampai proses panen serta lebih tahan dari segala jenis virus.
Menurut sumber dari salah satu petani di daerah Lampung Timur, membudidayakan udang ini mempunyai jaminan kembalinya modal lebih cepat dan besaR daripada membudidayakan jenis lainnya. Karena usia panen yang cenderung lebih cepat.
Hal diatas yang menjadikan udang vaname sebagai primadona baru untuk budidaya masyarakat di daerah Lampung Timur, selain beberapa macam kemudahan tersebut, ada hal lain tentang primadona Lampung, yaitu sebagai berikut.
Kemampuan Adaptasi yang Terbilang Tinggi
Udang vaname memilki kemampuan adaptasi yang tinggi, baik terhadap kondisi suhu, kondisi air, maupun kondisi salinitas, kemampuannya dalam hidup di kondisi air yang asin dan kedalaman juga salah satu kemampuannya.
Selain itu, pada udang ini juga mampu bertahan dalam kondisi tambak yang padat, kemampuannya hidup di tempat padat membuat kesempatan budidaya semakin banyak. Sehingga tingkat produksi juga semakin meningkat secara pesat.
Dilihat dari segi ketahanan hidup, udang ini memiliki rata-rata tingkat kematian hanya 5 sampai 30%, secara sederhana dapat disimpulkan bahwa tingkat kematian dalam rentan sekali budidaya terhitung kecil.
Kemampuan adaptasi yang tinggi juga dapat diukur dari kebutuhan pakan. Dalam urusan pakannya tidak memerlukan kebutuhan protein tinggi, hal ini berimbas pada penghematan biaya pakan selama budidaya.
Masa Panen yang Terbilang Singkat
Kelebihan selanjutnya adalah masa panen yang relatif singkat. Jika dibandingkan dengan usia panen udang windu selama 120 hari atau sekitar 3 bulan, udang vaname cenderung memilki masa panen singkat yaitu berkisar antara 50 hari sampai 60 hari.
Usia panen singkat membuat udang vaname mampu menguasai pasar, tingginya permintaan membuat para petani Lampung Timur tidak pernah kesulitan dalam memasarkan hasil panennya.
Usia panen yang relatif singkat juga berpengaruh pada harga, tingginya permintaan serta stok yang banyak membuat harganya jauh lebih tinggi. Harganya terbagi dua macam. Untuk pasar tradisional harganya berkisar dari 40 ribu hingga 50 ribu perkilo, sedangkan untuk pasar ekspor harganya mencapai 90 ribu perkilogram.
Potensi ekspor juga lumayan diminati di luar negara. Beberapa negara bagian seperti Jepang dan China merupakan negara dengan tingkat permintaan cukup tinggi. Komoditas udang vanema pun semakin digeluti oleh banyak peternak.
Pada bulan Juli kemarin, mantan kementerian kelautan dan perikanan pada waktu itu sempat meninjau langsung dalam proses budidaya dari sejak pembibitan sampai proses panen di daerah Lampung Timur, dan menurutnya potensi udang vaname sangat potensial bahkan untuk komoditas ekspor. (*)